Pelalawan – PT. Tabung Haji Indo Plantation (PT. THIP) adalah perusahaan yang bergerak di bidang Hak Guna Usaha (HGU) yang memiliki luasan lahan lebih kurang 87000 Ha, 7500 Ha dikawasan Kabupaten Pelalawan dan memiliki lima Pabrik Kelapa Sawit (PKS), namun masyarakat diwilayah perusahaan masih sulit untuk menjual Tandan Buah Segar (TBS).
Menurut keterangan warga yang berinisial (ATN) mengatakan bahwa PT. THIP tidak mau bermitra untuk pembelian TBS masayarakat, sehingga terpaksa menjual TBS kewilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) atau Tanjung Balai Karimun.
“Iya sangat kami sayangkan bahwa kampung kami berdampingan dengan perusahaan, namun kami tidak bisa menjual TBS perusahaan, jadi kami harus menjual TBS kami keluar Riau dengan harga dibawah standar” Tutur warga yang tidak mau disebutkan namanya sebut saja (ATN) kepada Suaralangitnews.com, Jumat (11/03).
Lanjut ATN bahwa menuju perjalanan untuk menjual TBS ini kami harus melewati laut selat Melaka dan Cina Selatan dengan ombak yang sangat ekstrim, jarak tempuhnya lebih kurang 12 jam menggunakan pompong.
“Kesusahan kami mejual TBS harus melewati perjalanan 12 jam dan melewati gelombang yang ekstrim. Perusahaan ada didekat pelupuk mata namun tidak ada manfaatnya bagi kami masyarakat” Ujar ATN.
ATN berharap agar pemerintahan Kabupaten Pelalawan bisa memberikan solusi kepada masyarakat agar menekan angka kemiskinan bagi petani kelapa sawit diwilayah pesisir.
“Saya berharap kepada pemerintahan agar bisa memberikan solusi supaya harga TBS masyarakat maksimal, dan juga menekan perusahaan untuk membeli TBS kami, sehingga dengan harga sawit mahal tentu tingkat kemiskinan berkurang” Harapan ATN.
Sementara itu Humas PT. THIP (Aidil Fitri) saat dikonfirmasi awak media melalui pesan WhatsApp mengatakan dengan singkat dan tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan terkait harga TBS tidak sesuai dengan harga Disbun, sehingga berita ini diterbitkan.
“Yang jelas sampai hari ini pabrik ramin masih menerima tbs masyarakat” Ucapnya.***(End)