Masyarakat Desa Sungai Sarik dan Masyarakat IV Koto Setingkai Kecewa Jembatan WFC di Cat, Ini Penyebabnya

Suaralangitnews.com – Masyarakat Desa Sungai Sarik bersama Masyarakat IV Koto Setingkai siap menginap dan mengepung kantor Bupati Kampar, jika Bupati dan Wakil Bupati Kampar tidak mau mencari solusi. Terkait jembatan Sei Koto yang menghubungkan beberapa desa yang ada di kecamatan Kampar kiri.

Jembatan Waterfront City (WFC) yang tampak sudah di cat berwarna Ungu. Yang katanya akan menjadi Icon wisata.

Bacaan Lainnya




“Sebenarnya banyak yang harus di benahi. Bukan malah, jembatan yang sudah bagus, dibuat semakin bagus lagi. Padahal ada yang lebih urgen dari pada mengecat jembatan tersebut,” ucap kesal Ketua Jumadil Ihksan, Kamis (4/9/2025)

Ia mengatakan emang Pemerintah Kampar tidak melihat tanggap daruratnya Jembatan Sei IV koto setingkai Lubuk Agung menuju Desa sungai sarik, Kecamatan Kampar Kiri yang hampir roboh tinggal menunggu waktunya.

Setiap Musrenbang Kecamatan pasti di masukkan selalu. Tapi sampai saat ini, jembatan seperti itu saja, tidak ada respon positif dari Pemerintah untuk memperbaikinya.

“Mungkin menunggu roboh ya! dan jatuh Korban baru Pemda Kampar turun untuk memperbaikinya,” imbuh Jumadil Ihkshan.

Ia juga menambahkan jembatan tersebut adalah salah satu akses keluar masuknya perekonomian masyarakat, apabila rusak maka rusak pula perekonomian Masyarakat yang melewati di sepanjang jalan yang ada di kecamatan Kampar kiri.

“Bukan hanya desa Sungai sarik dan Lubuk Agung saja yang melewatinya bahkan desa-desa seperti Balung XIII Koto kampar dan Kampar kiri Hulu juga melewati jembatan ini,” ujar Mahasiswa UIN Ini.

Hal senada di sampaikan Basir, SH. MH. Selaku Tokoh Masyarakat Desa Sungai Sarik dan juga Akademisi, Kalau jalan rusak bisa Masyarakat memperbaiki dengan cara bergotong royong dengan anggaran dari petani yang di potong dari hasil bertani.

“Kalau jembatan yang rusak Masyarakat tidak mampu untuk melakukannya dengan cara swadaya karna anggaran cukup besar, kalau hanya mengganti kayu-kayu jembatan Masyarakat sudah sering di ganti. Kalau Besi-besinya yang suda rapuh dan berkarat dan sudah patah-patah kami tidak mampu menggantinya,” beber Basir.

Mau kemana lagi pak!, kami masyarakat jalur kuning mengadu kalau bukan tidak sama pemerintah Kampar saat ini.

“Saya rasa Pemerintah Kampar saat ini tidak Menomorsatukan masyarakatnya. Hanya yang kita lihat saat ini kinerja dari Pemerintah Kampar hanyalah pencitraan semata dengan tujuan mengelabuhi Rakyat seolah-olah merekalah yang sebenar-benarnya yang membantu Rakyat. Sungguh aneh pemerintah Kampar saat ini,” ucap Basir dengan nada keras.

Kampar bukanlah seperti tayangan yang ada di televisi dan media online. Kampar hari ini belum bisa melakukan pemerataan di tempat terpencil.

“Seperti halnya di jalur kuning, jembatan penghubung antara desa IV Kotuo Setingkai menuju desa Sungai sarik kecamatan Kampar kiri Kabupaten kampar-Riau di biar begitu saja,” tutup Basir, SH.MH.

Pos terkait