Alkitab adalah firman Allah yang hidup.Alkitab mampu memberikan penerangan kepada setiap orang yang percaya dalam pengambilan sikap.Oleh sebab itu, dalam mengkaji kebenaran dan yang dikatakan Alkitab tentang LGBT, langkah dasar adalah melakukan penggalian dari Alkitab itu sendiri.Di dalam Alkitab, terdapat beberapa yang membahas tentang dosa ini. Jadi, dengan kata lain, dapat dikatakan LGBT sudah ada sejak zaman dahulu. Berikut ini adalah beberapa ayat dalam Alkitab yang dapat memberikan pandangan atau paradigma Kristen tentang LGBT :
Kisah Sodom dan Gomora
Kejadian 19:5 Mereka berseru kepada Lot: “Di manakah orang-orang yang datang kepadamu malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami pakai mereka.”. Kata “yada” dalam Kej.19:5 adalah tentanghubungan seksual sesame jenis (Kej.19:5; 4:1; 19:8). Dari Kejadian 19, jelaslah bahwa konteks dari cerita tersebut adalah homoseksualitas.Kata „yada‟ yang dipakai ketika Lot menawarkan anak gadisnya jelas berhubungan erat dengan tindakan seksual dan tidak ada alasan untuk berbeda penafsiran (Feinberg and Feinberg 2010:314). Dalam Kitab Yehezkiel 16:49-50: 49 juga dikatakan “Lihat, inilah kesalahan Sodom, kakakmu yang termuda itu: kecongkakan, makanan yang berlimpah-limpah dan kesenangan hidup ada padanya dan pada anak-anaknya perempuan, tetapi ia tidak menolong orang-orang sengsara dan miskin. Mereka menjadi tinggi hati dan melakukan kekejian di hadapan-Ku; maka Aku menjauhkan mereka sesudah Aku melihat itu.Dosa ini menimbulkan keluh kesah bagi banyak orang, sebab hubungan seksual sejenis ini, merupakan penyimpangan dari kebenaran Firman Allah
Hukum dalam Imamat
Imamat 18:22; 20:13 mengatakan “Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian.” (ITB) Frasa “tidur dengan bersetubuh seperti dengan perempuan” jelas adalah dosa dan kekejian di mata Allah. Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa itu hanya seremonial bukan moral. Namun, jika ini tidak dianggap masalah moral, maka dosa pemerkosaan di ayat 6 dan persembahan berhala (ay.21) juga tidak dapat dianggap dosa, karena berada dalam kitab yang mengaturmasalah seremonial. Francis Brown juga menterjemahkan kata “bersetubuh” dengan “melakukan hubungan seksual” dalah dosa (Brown 1907). Gordon Fee mendaftarkan syaratsyarat untuk teks teks Alkitab yang harus dipandang sebagai masalah budaya atau sebagai sebuah prinsip yang kekal, salah satunya adalah masalah moral adalah hal prinsip yang berlaku sepanjang waktu. Selain itu, jumlah kata te‟obah yang seringkali muncul, yaitu empat puluh tiga kali dalam Kitab Yehezkiel dan enam puluh delapan kali dalam seluruh Kitab Perjanjian Lama sangat berkaitan erat dengan dosa-dosa yang teramat berat
LGBT dalam Pandangan Paulus
Roma 1:27 berbunyi “Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.”Pemikiran Paulus bermula dari ayat 18 tentang murka Allah terhadap kefasikan manusia. Paulus melanjutkan bahwa kefasikan itu menyebabkan mereka menggantikan Allah dengangambaran lain alias penyembahan berhala. Kekacauan dalam orientasi hidup menyebabkan kekacauan dalam orientasi perilaku seksual mereka (ayat 24-28) dan selanjutnya kekacauan dalam hubungan sosial mereka, yang berakhir dengan pembunuhan (29-31). Dosa penyembahan berhala dapat menyebabkan dosa homoseksualitas. Jadi Paulus tidak sematamata mengutuk penyembahan berhala, tetapi juga homoseksualitas dan dosa terhadap sesama.
Implikasi terhadap Paradigma Etika Kristen
Etika adalah suatu ilmu yang mendalami tentang baik buruk dalam pemikiran, perkataan, dan perbuatan manusia atau secara sederhana yaitu ilmu tentang perilaku manusia (Borrong 2006). Adapun masalah-masalah yang dibahas dalam teori etika lebih mengarah kepada hal praktis yang bersentuhan dengan kehidupan sehari-hari (Geisler and Feinberg 2002:24). Sedangkan etika Kristen bertitik tolak dari presuposisi-presuposis tentang Allah, serta memandang moral bersumber dari kepercayaan terhadap Allah.Jadi, etika Kristen adalah sebuah pemikiran dan tindakan yang melandaskan seluruh praktek moralnya dari Alkitab.
Penulis: Sela Amanda