Bangkinang Kota, SuaraLangitNews – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kampar terus berupaya menekan gizi buruk terhadap balita di wilayah Kampar.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar, dr. Zulhendra Das’at melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Poppy Rahmadini, SKM, M.Si kepada wartawan diruang kerjanya, Selasa (21/2/23).
Dikatakan Poppy, salah satu indikator meningkatnya gizi buruk di Kampar adalah akibat kurangnya perhatian para ibu memberikan ASI terhadap anak.
Poppy menyebut, pemberian ASI kepada balita sangat penting sekali bagi tumbuh kembang mereka.
Ditambahkannya, Dengan melakukan pemetaan kepada para ibu hamil yang kurang energi, Dinkes Kampar tak henti memberikan edukasi terhadap orang tua untuk mengawal dan menjaga kesehatan para anak.
“Jadi itu yang kita gencar. Membuat video-video di Tik Tok, ada bikin film, supaya bagaimana masyarakat itu paham bahwa ASI eksklusif ini penting,” tutur Poppy.
“Karena itu kami petakan, kami minta semua puskesmas dan para orang tua untuk mengawal ibu hamil ini agar tidak melahirkan calon stunting dan gizi buruk baru nantinya,” pungkas Poppy.
Dijelaskannya, bahwa data anak yang mengalami gizi buruk tidak sama dengan data anak yang terdampak stunting.
“Jadi, jangan samakan gizi buruk dengan stunting. Indikatornya beda, definisi operasionalnya juga berbeda,” tutur Poppy.
Poppy menerangkan, Bayi yang lahir dibawah ukuran 48 cm dengan berat dibawah 2.500 gr atau 2,5 kg sudah beresiko stunting.
Poppy juga mengatakan, bahwa Dinkes Kampar telah melakukan MOU dengan RSUD dalam menekan terjadinya peningkatan.
Poppy harapkan, dengan ada MoU tersebut dapat memberikan pelayanan tebaik bagi para penderita stunting di Kampar.
“Karena anak-anak yang hari ini yang mengalami gizi buruk dan stunting akan berdampak pada generasi Bangsa kedepannya. Oleh karena itu, mari jaga diri dan calon generasi kedepannya,” pungkas Poppy.***